Warga Desa Bangun Jaya Tuntut Penegakan Hukum dan Sikap Tegas Aparat, Tangkap Pelaku Premanisme!

ROHUL, Tuahkarya.com– Suasana memanas di wilayah Kecamatan Tambusai Utara, Kabupaten Rokan Hulu, setelah aksi damai ribuan warga Desa Bangun Jaya, Senin pagi (21/7/2025), berujung ricuh.

Aksi yang awalnya bertujuan menyuarakan tuntutan terhadap PT. MAN justru berubah menjadi ketegangan akibat penghadangan, pengrusakan mobil komando, dan dugaan tindakan kekerasan terhadap peserta unjuk rasa.

Puluhan warga bersama tokoh masyarakat mendatangi Mapolsek Tambusai Utara untuk melaporkan secara resmi insiden yang terjadi. Mereka menuding sejumlah oknum telah melakukan penghadangan terhadap iring-iringan massa, merusak kendaraan, serta melakukan kekerasan fisik.

“Kami datang mewakili ribuan masyarakat Desa Bangun Jaya. Kami melaporkan secara resmi sejumlah oknum yang menghadang aksi damai kami, merusak mobil komando, serta memukul warga kami,” ungkap salah seorang tokoh masyarakat usai menyampaikan laporan di Polsek Tambusai Utara.

Masyarakat juga menuntut Kapolsek bertindak tegas. Mereka menilai aksi penghadangan dan kekerasan yang terjadi merupakan pelanggaran hukum dan mencederai hak menyampaikan pendapat di muka umum yang dijamin oleh undang-undang.

“Kami minta Pak Kapolsek bersikap tegas. Tangkap para pelaku pengrusakan dan hadang preman-preman yang mengganggu ketenangan kami,” tegas seorang warga lainnya.

Aksi damai dimulai dari lapangan bola Desa Bangun Jaya, kemudian massa bergerak konvoi menuju lokasi PT. MAN. Tuntutan utama mereka adalah agar perusahaan bertanggung jawab secara sosial terhadap masyarakat, terutama dalam hal pembangunan infrastruktur jalan yang selama ini dinilai terabaikan.

Namun, saat massa tiba di persimpangan menuju lokasi perusahaan, mereka dihadang oleh sejumlah orang tak dikenal yang memblokir jalan menggunakan batang kayu besar.

Ketegangan meningkat ketika terjadi aksi saling dorong dan pengerusakan mobil komando milik warga. Bahkan orator aksi nyaris menjadi korban kekerasan.

“Kami datang damai, tapi mobil kami dirusak. Bahkan orator kami hampir dipukuli. Ini bentuk arogansi,” ujar Riski Arya, koordinator aksi, dengan nada kecewa.

Ia juga mengecam ketidak netralan aparat yang hadir di lokasi. “Kami sangat kecewa terhadap sikap aparat. Mereka seharusnya melindungi masyarakat, bukan malah membiarkan tindakan premanisme,” lanjut Riski.

Warga menuding pihak perusahaan sengaja menggunakan jasa preman untuk menggagalkan aksi damai. Tuduhan itu semakin diperkuat dengan adanya orang berseragam yang terlihat membiarkan penghadangan terjadi.

Dalam aksi itu, warga juga menumpahkan batu dari 10 truk ke badan jalan sebagai bentuk simbolik tuntutan mereka terhadap pembangunan infrastruktur. 

Aksi tersebut sempat memicu perdebatan antara massa dan aparat, termasuk dengan Kapolsek Tambusai Utara, Kepala Desa Bangun Jaya Yusrianto, serta Camat Tambusai Utara yang hadir di lokasi.
Namun setelah melalui dialog intens, disepakati bahwa musyawarah lanjutan akan digelar di kantor desa.

 Kapolsek Tambusai Utara menyatakan pihaknya akan memanggil pihak perusahaan untuk duduk bersama masyarakat dalam forum tersebut.
“Kita tidak ingin konflik meluas. Akan ada pertemuan lanjutan untuk mencari solusi terbaik,” ujar Kapolsek kepada massa.

Situasi kembali kondusif setelah kesepakatan itu tercapai. Namun warga menyatakan akan terus mengawal proses tersebut hingga tuntutan mereka terpenuhi dan pihak-pihak yang melakukan tindakan kekerasan diproses secara hukum.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel