LAMR Inhil Gelar Raker Perdana, Program Besar Dirumuskan

TEMBILAHAN, Tuahkarya.com- Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kabupaten Indragiri Hilir mulai menapaki langkah baru masa kepengurusan 2025–2030 dengan menggelar rapat kerja (raker) perdana. Rapat ini menjadi titik awal penyusunan arah kebijakan dan program kerja strategis yang akan dilaksanakan pada tahun pertama masa khidmat pengurus baru.
‎Dipimpin langsung oleh Ketua LAMR Inhil, Datuk Seri Asmadi SH, raker tersebut dihadiri oleh unsur 9 ketua, sekretaris, ketua penyelarasan, serta perwakilan dari LAMR kecamatan. Para peserta raker membahas secara rinci usulan program dari 20 kecamatan yang telah terlebih dahulu mengirimkan aspirasi dan agenda prioritas di wilayah masing-masing.
‎Bahas Usulan Kecamatan, Tetapkan Prioritas Program 2026

‎LAMR Inhil menegaskan bahwa seluruh usulan yang masuk akan dijadikan bahan pertimbangan utama dalam penyusunan program kerja kabupaten. Mulai dari penguatan adat istiadat, pendidikan budaya, pengembangan kegiatan kemasyarakatan, hingga pelestarian tradisi lokal yang mulai memudar di sejumlah wilayah.
‎Menurut Datuk Seri Asmadi, aspirasi dari tingkat kecamatan merupakan fondasi penting karena LAMR kabupaten harus menyusun program berdasarkan kebutuhan nyata masyarakat di akar rumput.
‎“LAMR bukan organisasi seremonial. Usulan dari kecamatan adalah suara masyarakat Melayu yang harus kita dengarkan dan kita perjuangkan,” ujarnya dalam rapat.
‎Ketua LAMR Tekankan Kekompakan dan Kerja Kolektif, Dalam arahannya, Datuk Seri Asmadi SH menegaskan bahwa keberhasilan LAMR tidak hanya ditentukan oleh program, melainkan oleh kesungguhan dan kekompakan seluruh pengurus.
‎“PR kita banyak. Tapi tidak akan ada yang tercapai jika kita tidak kompak dan tidak bekerja bersama. Kita ingin menghadirkan LAMR Inhil yang benar-benar bermarwah dan mampu menjadi payung bagi seluruh masyarakat di tanah Melayu ini,” tegasnya.
‎Beliau juga mengingatkan agar seluruh pengurus menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab dan niat tulus untuk menjaga marwah Melayu.
‎Pemajuan Adat dan Penguatan Hubungan Antar-Suku, Salah satu fokus besar dalam raker adalah bagaimana LAMR Inhil dapat memperkuat adat Melayu di tengah masyarakat yang multikultural. Inhil dikenal sebagai daerah yang dihuni berbagai suku mulai dari Melayu, Banjar, Bugis, Jawa, Batak, Minang, Dayak, sampai Tionghoa yang hidup berdampingan sejak lama.
‎Keragaman ini menjadi kekuatan, namun juga memerlukan pendekatan budaya yang tepat agar harmonisasi tetap terjaga.
‎LAMR Inhil menilai perlunya :
‎1. Program adat yang mampu merangkul seluruh paguyuban suku
‎2. Ruang dialog budaya rutin untuk mencegah potensi gesekan sosial
‎3. Penguatan tradisi Melayu sebagai identitas induk Tanah Inhil
‎4. Kerja sama strategis dengan pemerintah daerah dalam bidang sosial dan kebudayaan
‎“Indragiri Hilir itu unik. Sangat heterogen. Karena itu, LAMR harus menjadi jembatan pemersatu melalui pendekatan adat, budaya, dan komunikasi lintas suku,” ujar salah satu peserta raker.
‎LAMR sebagai Payung Besar Masyarakat
‎Rapat kerja juga kembali menegaskan peran LAMR sebagai payung negeri — sebuah lembaga yang bertanggung jawab menjaga marwah Melayu sekaligus merangkul seluruh masyarakat tanpa membedakan asal-usul dan identitas suku.
‎“LAMR adalah rumah besar. Tidak peduli sukunya apa, adatnya dari mana, semuanya berada di bawah payung adat Melayu Riau,” demikian kesimpulan yang disampaikan dalam forum.
‎Langkah Awal Membangun Marwah Melayu Inhil, Dengan raker perdana ini, LAMR Inhil kini memasuki fase konsolidasi dan penguatan program yang akan dijalankan pada tahun 2026. Program awal akan difokuskan pada:
‎1. Revitalisasi adat dan budaya Melayu
2. ‎Pembinaan generasi muda melalui pendidikan adat
3. ‎Penguatan hubungan antar paguyuban suku
‎4. Dukungan terhadap pembangunan daerah melalui pendekatan budaya
‎5. Peneguhan marwah Melayu di setiap lapisan masyarakat
‎LAMR Inhil berharap, semua program yang disusun dan disepakati dapat berjalan efektif, berkelanjutan, dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat.
‎Raker ditutup dengan seruan kebersamaan bahwa LAMR harus menjadi lembaga adat yang aktif, responsif, dan mampu berdiri sebagai pelindung nilai-nilai Melayu di bumi Indragiri Hilir.
‎Dengan kuatnya komitmen pengurus baru, LAMR Inhil optimistis mampu membawa adat Melayu kembali berada pada posisi terhormat sebagai identitas utama masyarakat Indragiri Hilir.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel