Gubernur Riau Pastikan Semua Aspirasi Didengar
Senin, 01 September 2025
PEKANBARU, Tuahkarya.com- Gubernur Riau, Abdul Wahid, menekankan pentingnya pendekatan humanis dalam menghadapi aksi unjuk rasa yang terjadi di Pekanbaru.
Dalam rapat koordinasi bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) di Gedung Daerah Balai Serindit, Senin (1/9/2025), ia menginstruksikan seluruh jajaran untuk mendengarkan aspirasi dan menjaga komunikasi terbuka dengan masyarakat.
Gubernur Abdul Wahid juga mengingatkan para aparatur sipil untuk bersikap santun dan menghindari arogansi dalam pelayanan publik.
"Yang melayani masyarakat harus bersikap sopan dan tidak arogan, karena arogansi bisa menimbulkan persepsi yang berbeda, walaupun niatnya baik," ujarnya.
Ia juga meminta program sosial seperti PKH dikoordinasikan dengan baik agar tidak menimbulkan keresahan.
Untuk mengantisipasi dampak unjuk rasa, Gubernur Abdul Wahid memutuskan agar pembelajaran jarak jauh (PJJ) hanya diberlakukan untuk sekolah-sekolah yang berada di sekitar titik keramaian, seperti DPRD dan Polda.
Kebijakan ini diambil untuk menghindari kecemasan publik jika seluruh sekolah diliburkan. Selain itu, pemerintah juga mulai menggelar pasar murah di berbagai lokasi sebagai respons atas tekanan ekonomi.
Mantan Gubernur Riau, Anas Makmun, menilai bahwa narasi tentang Riau yang tetap aman adalah langkah terbaik untuk meredakan ketegangan.
Sementara itu, Syamsuar dan Edy Natar juga turut memberikan pandangan serupa, menekankan pentingnya menyikapi situasi dengan serius namun tetap tenang dan bijak.
Kapolda Riau dalam rapat tersebut mengusulkan adanya deklarasi keamanan bersama, dengan melibatkan tokoh masyarakat dan lembaga adat.
Ia menyoroti perbedaan situasi saat ini dengan tahun 1998, di mana mobilisasi massa jauh lebih cepat berkat media sosial.
"Kita butuh komitmen bersama. Semua forum, lembaga adat, dan tokoh masyarakat harus bersatu menjaga ketenteraman," ujar Gubernur Riau.
Gubernur mengimbau seluruh elemen masyarakat, termasuk tokoh agama dari MUI, NU, dan Muhammadiyah, untuk bersama-sama turun ke lapangan.
"Kita harus turun bersama ke lapangan, meyakinkan masyarakat bahwa suara mereka didengar dan dilindungi," pungkasnya.